Ada banyak faktor yang menyebabkan perubahan warna pada keputihan dan aroma yang tak sedap pada organ intim wanita, salah satunya adalah vaginosis bakterialis.
Vaginosis bakterialis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri alami di dalam vagina yang berlebihan jumlahnya. Akibatnya, keseimbangan alami di dalam vagina terganggu. Umumnya kondisi ini tidak menyebabkan kondisi kesehatan lain, namun apabila Anda sedang menjalankan program hamil atau sedang hamil maka kondisi ini bisa berbahaya.
Vaginosis bakterialis lebih sering dialami oleh mereka yang aktif secara seksual, dan seringkali berganti-ganti pasangan.
Vaginosis bakterialis yang dibiarkan berkembang dan tidak mendapatkan pengobatan seringkali dikaitkan dengan kelahiran prematur, infeksi setelah operasi, dan meningkatkan risiko infeksi menular seksual terutama HIV.
Gejala vaginosis bakterialis
Dilansir WebMD dan Cleveland Clinic, gejala vaginosis bakterialis yang seringkali dialami di antaranya:
- Rasa terbakar saat buang air kecil
- Aroma tidak sedap (amis) setelah berhubungan seksual
- Rasa gatal pada organ intim
- Adanya keputihan yang berwarna putih, abu-abu, atau hijau
- Keputihan berbau tidak sedap (amis)
- Pada kondisi tertentu juga disertai rasa gatal atau nyeri pada vagina
Penyebab vaginosis bakterialis
Pertumbuhan bakteri di dalam vagina yang berlebihan seringkali dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya seperti dilansir Mayo Clinic berikut:
Berganti-ganti pasangan seksual
Tidak diketahui jelas mengapa berganti-ganti pasangan seksual bisa memicu pertumbuhan bakteri berlebih di dalam vagina. Namun, penelitian menunjukkan bahwa seringkali berganti pasangan seksual, terutama ketika berhubungan intim dengan sesama jenis, menyebabkan adanya pertumbuhan bakteri di dalam vagina yang berlebih yang memicu vaginosis bakterialis.
Cebok dengan sabun antiseptik
Membersihkan vagina dengan antiseptik memang dapat membunuh kuman seperti bakteri yang berada di vagina, namun seringkali flora normal seperti bakteri aerob di sana ikut hilang sehingga dapat mengganggu keseimbangan alami vagina. Akibatnya, bakteri anaerob tumbuh berlebihan dan menyebabkan vaginosis bakterialis.
Kekurangan bakteri lactobacilli
Apabila lingkungan alami vagina tidak menghasilkan cukup banyak bakteri lactobacilli (bakteri baik), maka risiko vaginosis bakterialis akan meningkat.
Berbahayakah bila tidak diobati?
Pertumbuhan bakteri berlebih yang menyebabkan infeksi di dalam vagina dapat memicu komplikasi tertentu, di antaranya:
- Kelahiran prematur, apabila sedang hamil
- Infeksi menular seksual
- Risiko infeksi setelah menjalani pembedahan ginekologi
- Penyakit radang panggul
Apabila memiliki gejala di atas, maka disarankan untuk segera mendapatkan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat. Vaginosis bakterialis adalah kondisi yang dapat disembuhkan dengan obat. Dokter akan memberikan resep antibiotik baik berupa pil atau gel/krim yang akan dioleskan pada vagina untuk mengatasi kelebihan pertumbuhan bakteri dan meredakan gejala infeksinya.
- dr Anita Larasati Priyono
Mayo Clinic (2021). Bacterial vaginosis. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bacterial-vaginosis/diagnosis-treatment/drc-20352285
CDC (2022). Bacterial Vaginosis – CDC Fact Sheet. Available from: https://www.cdc.gov/std/bv/stdfact-bacterial-vaginosis.htm
WebMD (2020). Bacterial Vaginosis. Available from: https://www.webmd.com/women/guide/what-is-bacterial-vaginosis
Cleveland Clinic (2020). Bacterial Vaginosis. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3963-bacterial-vaginosis